Minggu, 03 November 2013

Pengertian Membaca

Pengertian Membaca
Membaca dalam arti sederhana adalah menyuarakan huruf atau deretan huruf yang berupa kata atau kalimat.Adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau tidak bersuara (dalam hati) serta mengerti isi tulisannya.
Membaca merupakan suatu keterampilan yang pemilikan keterampilannya memerlukan suatu latihan yang intensif dan berkesinambungan (Akhmad Slamet Harjasujana, 1997 : 103).
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan menyimak, berbicara dan menulis
                Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir : mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara,sesudah itu kita membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan.
Keterkaitan antara menyimak dan membaca
                Menyimak dan membaca mempunyai persamaan; kedua-duanya bersifat resesif, bersifat menerima (Brooks, 1964: 134); bedanya: menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis.
                Keterampilan menyimak juga merupakan factor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif.Beberapa hubungan antara membaca dan menyimak sebagai berikut ini.
a.       Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahsa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman ternyata penting sekali.
b.      Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi  pelajaran lisan (verbalized learning).
c.       Walaupun menyimak (listening comprehension) lebih unggul daripada membaca pemahaman (reading comprehension) namun anak-anak sering gagal untuk memahaminya, dan tetap menyimpan, memakai, menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar atau mereka simak.
d.      Oleh karena itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.
e.      Kosa kata simak (listening vocabulary) yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
f.        Bagi para siswa yang lebih tinggi kelasnya, korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata menyimak (reading vocabulary dan listening vocabulary) memang sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih.
g.       Pembeda-pembeda atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau factor tambahan dalam ketidakmampuan membaca (poor reading ). 
h.      Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide pokok atau gagsan utama yang diajukan oleh sang pembicara; bagi para siswa yang lebih tinggi kelasnya ternyata bahwa membaca lebih unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan memahami informasi yang terperinci.
                Selagi keterampilan-keterampilan menyimak dan membaca erat berhubungan, maka peningkatan pada yang satu turut pula menimbulkan peningkatan pada yang lain. Kedua-duanya merupakan proses saling mengisi. Membaca hendaklah disertai oleh diskusi (sebelum,selama, dan sesudah membaca) kalau kita ingin meningkatkan serta memperkaya kosakata, pemahaman umum, serta pemilikan ide-ide, para siswa yang kita asuh  (Dawson [et al], 1963; 29-30)

Tujuan Menyimak
Kegiatan Membaca
Untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur fonetik dan sturktur kata lisan.
Mempergunakan  cuplikan-cuplikan yang mengandung kata-kata yang bersajak.
Untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-ide baru kepada penyimak.

Membaca nyaring langsung atau buatan. Dalam hal ini rekaman dapat digunakan.
Menyimak secara terperinci agar dapat mengiterpretasikan ide pokok dan menanggapinya secara tepat.
Sesudah menyimak, menunjukkan ide pokok beserta detail-detail yang terpancar darinya.
Menyimak ide utama yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat petunjuk.
Memahami kalimat penunjuk itu terjadi dalam posisi yang beraneka ragam.
Tabel 1. Hubungan antara Tujuan Menyimak dan  Kegiatan Membaca (Anderson, 1927: 76-77)

Keterkaitan keterampilan membaca dan berbicara
Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dengan kesiapan membaca.Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pengajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan sempurna bila diperlukan, pembeda-bedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan suatu cerita, atau menghubungkan aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Aneka hubungan antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam beberapa telaah penelitian, antara lain :
a)      Penformasi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b)      Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin sekali mengganggu pelajaran membaca bagi anak-anak.
c)       Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak yag lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka; misalnya: kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaan kata-kata yang tepat.
d)      Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Andai kata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan siswa, maka hendaklah sang guru mendiskusikannya dengan siswa agar mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya (Dawson[et al], 1963: 30; Taringan, 1985b: 4).

Keterkaitan antara membaca dan menulis

Jika membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Anda bisa menggabungkan sebuah khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sangat sulit bagi seseorang untuk menulis sesuatu yang di luar dirinya. Di luar apa yang pernah dia miliki sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu terlebih dahulu sebelum bisa memberikan kepada orang lain. Seseorang harus memiliki wawasan terlebih dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada orang lain.
Dengan demikian membaca mau tidak mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang yang berkeinginan untuk bisa menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya karena terlalu sedikit stok informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus menambah stok tersebut agar proses menulis menjadi lancar.
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang.Berikut saya paparkan manfaat membaca bagi keterampilan menulis.
a)      Membaca memperluas wawasan
b)      Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
c)      Membaca membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih berpengalaman
d)     Membaca membuat ide Anda melimpah
e)      Membaca menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
f)       Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil kapan saja
g)      Membaca membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
h)      Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda pakai dalam menulis
i)        Membaca membuat Anda mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
j)        Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali

Rajin Membaca, Aktif Menulis

Begitu banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan bagaimana orang yang gemar membaca cenderung memiliki keterampilan menulis yang baik. Hanya sedikit nama yang layak disebut sebagai penulis besar. Sebut saja Khalil Gibran, William Shakespeare.Keduanya harus menjalani kehidupan yang kurang mengenakan terlebih dahulu, jawabannya adalah tidak.Kita justru bersyukur jika tidak melewati fase hidup yang begitu berat seperti dialami mereka.Bukan soal bagaimana jalan kehidupan yang harus kita tempuh.Tapi bagaimana kita memandang dan memanfaatkan setiap momen yang telah kita lewati untuk menjadi sebuah karya.Itulah yang dilakoni Shakespeare dan Khalil Gibran hingga mengantarkannya menjadi penulis terkenal.
Seorang penulis kreatif akan sukses jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana menginginkan hal-hal baru dan melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup.Tidak mudah menyerah, selalu memiliki solusi alternatif dan menghasil ide-ide terobosan dalam mengembangkan tulisannya. Tak kalah penting, kita harus berani keluar dari kebiasaan dan tidak terkungkung dengan apa yang ada saat ini adalah salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang layak disebut sebagai tulisan kreatif.

Jenis-jenis membaca
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas:
1.     Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama  dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengaran.
2.     Membaca dalam hati
Membaca dalam hati dapat menggunakan ingatan visual.Dalam hal ini, yang aktif adalah mata (pandangan atau penglihatan) dan ingatan.
3.     Membaca ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif meliputi:
4.     Membaca survei
Membaca survei adalah menyurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan ditelaah dengan cara:
1.      Memeriksa, meneliti indeks-indeks daftar kata-kata yang terdapat dalam buku;
2.      Melihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan;
3.      Memeriksa, meneliti bagan, skema buku yang bersangkutan.


5.     Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tulis untuk mencari serta mendapatkan informasi dan penerangan.
Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas, yaitu:
1.      Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel;
2.      Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
3.      Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.

6.     Membaca dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untukmemperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.Membaca dangkal ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan diwaktu senggang misalnya cerita pendek, novl ringan, dan sebagainya.

7.     Membaca intensif
Membaca intensif adalah belajar seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah:
1.      Membaca telaah isi
2.      Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:
3.      Membaca teliti

      Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan antara lain:
1.      Survei yang cepat untuk memerhatikaan atau melihat organisasi dan pendekatan umum;

2.      Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraph-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting;

3.      Penemuan hubungan setiap paragraph dengankeseluruhan tulisan atau artikel.


8.     Membaca pemahaman
       Membaca pemahaman yang dimaksud disini adalah sejenis membaca yang bertujuan memahami:
1.      Standar-standar atau norma-norma kesastraan;
2.      Resensi kritis;
3.      Drama tulis;
4.      Pola-pola fiksi.

9.     Membaca kritis
       Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
10.                                                                                                   Membaca ide
       Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, dan memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Dalam hal ini, ada suatu prinsip yang harus diingat selalu, yaitu bahwa suatu sumber yang kaya akan ide-ide merupakan dasar bagi komunikasi, dan anak-anak (serta kita juga) cenderung berbicara dan menulis dengan baik jika mereka penuh dengan ide-ide.
11.                                                                                                                                                                      Membaca telaah bahasa
                   Tujuan utama membaca bahasa adalah:
1.      Memberbesar daya kata;
2.      Mengembangkan kosa kata.

                   Membaca telaah bahasa mencakup:
1.      Membaca bahasa (asing );
2.      Membaca sastra.
Aplikasi Keterampilan Membaca dalam Proses Pembelajaran
Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang strategis dan mutlak dikuasai oleh siswa SD setelah mampu menyimak dan berbicara Abdul Khalik (2009:22). Hal ini sejalan dengan mendapat Syafi’i (1994:42) bahwa kemampuan dan keterampilan baca tulis khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa sejak SD, karena kemampuan dan keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses kegiatan belajar disekolah. Keberhasilan siswa dalam mengikuti seluruh mata pelajaran dan untuk meningkatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan sangat di pengaruhi oleh kemampuan membaca.
Pentingnya kemampuan dan keterampilan membaca pada setiap orang di ungkapkan oleh Burn Roll dan ross (1996:5) dalam Khalik 2002:22) bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan yang mutlak dikuasai oleh masyarakat yang ingin maju (melek huruf) anak yang tidak mampu membaca akan mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya anak yang memiliki kemampuan membaca yang lebih baik akan lebih mampu menyesuaikan perkembangan dalam berbagai bidang dalam kehidupan mereka.
Aplikasi membaca pada proses pembelajaran
Ada beberapa aplikasimembaca yang digunakandalam proses pembelajaran di antaranya :
1.      Pembelajaranmembaca di SekolahDasar
Padapembelajaranmembaca di sekolahdasar guru biasanya melakukan tiga kegiatanya itu kegiatan prabaca, saat membaca dan pascabaca. Pada kegiatan prabaca guru akan memberitahukan jenis bacaan yang akan dibaca. Di samping itu dalam kegiatan prabaca guru juga menyuruh siswa untuk melihat gambar buku terlebih dahulu kemudian membaca judulnya. Setelah prabaca kegiatan berikutnya adalah saat membaca yang mencakup membaca nyaring dan membaha smateri bacaan. Kegiatan pascabaca umumnya dilakukan untuk mengakhiri kegiatan belajar-mengajar.Kegiatan pascabaca biasanya terdiri dari, menyelesaikan tugas rumah, memberikan tugas membaca di rumah, dan menjelaskan kembali isi bacaan.

2.      MembacaPuisi
Membacakan puisi merupakan kegiatan membaca indah. Untukitu, pembaca harus memperhatikan empathal, yaitu lafal, tekanan, intonasi, dan jeda.

3.      Membaca materi pelajaran
Misalnya tentang gaya. Di sini membaca berguna untuk memberikan pemahaman awal materi kepada siswa.

4.      Membaca berita.
Pembaca berita yang baik adalah pembaca yang fasih, andal, dan cermat terhadap setiap kata, frasa, klausa, kalimat yang dibaca. Ketepatan intonasi, lafal, ucapan yang jelas sangat mempengaruhi pembaca berita saat membacakan berita. Kesalahan pemenggalan kata dapat mempengaruhi makna kalimat.

5.      Membaca Pidato
Membaca pidato merupakan salah satu pengaplikasian membaca dalam proses pembelajaran, terutama Bahasa Indonesia. Pada saat  membaca naskah pidato, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu suara harus lantang dan jelas (kejelasan suara), tinggi rendahnya suara harus jelas (intonasi) dan penandaan hal-hal yang penting dari isi pidato (penandaan kata-kata kunci). Selain itu seorang pembaca pidato harus mempunyai rasa percaya diri dan keberanian. Pada waktu membawakan pidato, seorang pembawa pidato hendaknya sesekali menyapa pendengar. Dengan demikian, pendengaran mearasa dihargai dan seakan-akan diajak bicara
                                                                            



DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin.1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta : PT. RINEKA CIPTA



Selasa, 22 Oktober 2013

Shine Emya de Linguistika: Tugas: Bahasa Indonesia 2

Shine Emya de Linguistika: Tugas: Bahasa Indonesia 2


Bila kami Syahrini, menjadi diri sendiri dan tidak menggunakan kesalahan berbahasa sebagai suatu pencitraan yang membawa kepopuleran adalah pilihan kami, karena seorang selebriti dinilai bukan hanya dari segi kepopulerannya melainkan dari tutur kata, sikap dan karya yang telah dihasilkan. Oleh karena itu, seorang selebriti hendaknya memperhatikan cara berbicara karena ia merupakan panutan bagi masyarakat.
Apabila dilihat dari empat keterampilan berbahasa, pembenahan yang sebaiknya dilakukan oleh Syahrini adalah keterampilan berbicara, karena selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai bahasa media massa. Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Seorang artis akan menjadi pusat perhatian dan contoh untuk masyarakat luas. Oleh karena itu, sebaiknya ia memperhatikan cara menggunakan bahasa di khalayak ramai agar tidak merusak kaidah berbahasa.