Pengertian Membaca
Membaca dalam
arti sederhana adalah menyuarakan huruf atau deretan huruf yang berupa kata
atau kalimat.Adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau
tidak bersuara (dalam hati) serta mengerti isi tulisannya.
Membaca
merupakan suatu keterampilan yang pemilikan keterampilannya memerlukan suatu
latihan yang intensif dan berkesinambungan (Akhmad Slamet Harjasujana, 1997 :
103).
Hubungan Keterampilan Membaca dengan Keterampilan menyimak, berbicara dan
menulis
Setiap
keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa,
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir : mula-mula pada masa
kecil kita belajar menyimak bahasa,
kemudian berbicara,sesudah itu kita membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu
kesatuan.
Keterkaitan antara menyimak dan membaca
Menyimak
dan membaca mempunyai persamaan; kedua-duanya bersifat resesif, bersifat menerima (Brooks, 1964: 134); bedanya: menyimak
menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari
sumber tertulis.
Keterampilan
menyimak juga merupakan factor penting bagi keberhasilan seseorang dalam
belajar membaca secara efektif.Beberapa hubungan antara membaca dan menyimak
sebagai berikut ini.
a. Pengajaran
serta petunjuk-petunjuk dalam membaca disampaikan oleh sang guru melalui bahsa
lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman ternyata penting
sekali.
c. Walaupun
menyimak (listening comprehension) lebih
unggul daripada membaca pemahaman (reading
comprehension) namun anak-anak sering gagal untuk memahaminya, dan tetap menyimpan,
memakai, menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar atau mereka simak.
d. Oleh
karena itu, para siswa membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih
efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.
e. Kosa
kata simak (listening vocabulary) yang
sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar
membaca secara baik.
f.
Bagi para siswa yang lebih tinggi kelasnya,
korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata menyimak (reading vocabulary dan
listening vocabulary) memang sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih.
g.
Pembeda-pembeda atau diskriminasi pendengaran
yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan
mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau factor tambahan dalam
ketidakmampuan membaca (poor reading
).
h.
Menyimak turut membantu sang anak untuk
menangkap ide pokok atau gagsan utama yang diajukan oleh sang pembicara; bagi
para siswa yang lebih tinggi kelasnya ternyata bahwa membaca lebih unggul
daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan memahami informasi yang terperinci.
Selagi keterampilan-keterampilan
menyimak dan membaca erat berhubungan, maka peningkatan pada yang satu turut
pula menimbulkan peningkatan pada yang lain. Kedua-duanya merupakan proses
saling mengisi. Membaca hendaklah disertai oleh diskusi (sebelum,selama, dan
sesudah membaca) kalau kita ingin meningkatkan serta memperkaya kosakata,
pemahaman umum, serta pemilikan ide-ide, para siswa yang kita asuh (Dawson [et al], 1963; 29-30)
Tujuan Menyimak
|
Kegiatan Membaca
|
Untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur
fonetik dan sturktur kata lisan.
|
Mempergunakan cuplikan-cuplikan yang mengandung kata-kata
yang bersajak.
|
Untuk menemukan dan memperkenalkan bunyi-bunyi,
kata-kata, atau ide-ide baru kepada penyimak.
|
Membaca nyaring
langsung atau buatan. Dalam hal ini rekaman dapat digunakan.
|
Menyimak secara
terperinci agar dapat mengiterpretasikan ide pokok dan menanggapinya secara
tepat.
|
Sesudah menyimak,
menunjukkan ide pokok beserta detail-detail yang terpancar darinya.
|
Menyimak ide utama
yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat petunjuk.
|
Memahami kalimat
penunjuk itu terjadi dalam posisi yang beraneka ragam.
|
Tabel 1. Hubungan antara Tujuan Menyimak dan Kegiatan Membaca (Anderson,
1927: 76-77)
Keterkaitan keterampilan membaca dan berbicara
Beberapa proyek
penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan
kecakapan berbahasa lisan dengan kesiapan membaca.Telaah-telaah tersebut
memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut memperlengkapi
suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi
pengajaran membaca. Kemampuan tersebut mencakup ujaran yang jelas dan lancar,
kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat-kalimat lengkap dan
sempurna bila diperlukan, pembeda-bedaan pendengaran yang tepat, dan kemampuan
mengikuti serta menelusuri perkembangan urutan suatu cerita, atau menghubungkan
aneka kejadian dalam urutan yang wajar.
Aneka hubungan
antara bidang kegiatan lisan dan membaca telah dapat kita ketahui dalam
beberapa telaah penelitian, antara lain :
a)
Penformasi atau penampilan membaca berbeda
sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
b)
Pola-pola ujaran orang yang tunaaksara atau buta
huruf mungkin sekali mengganggu pelajaran membaca bagi anak-anak.
c)
Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran
membentuk suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak yag
lebih tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka;
misalnya: kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau
istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaan
kata-kata yang tepat.
d)
Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah
diajarkan secara langsung. Andai kata muncul kata-kata baru dalam buku bacaan
siswa, maka hendaklah sang guru mendiskusikannya dengan siswa agar mereka
memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya (Dawson[et al], 1963: 30;
Taringan, 1985b: 4).
Keterkaitan
antara membaca dan menulis
Jika
membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan
menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan
kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Anda bisa menggabungkan
sebuah khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sangat
sulit bagi seseorang untuk menulis sesuatu yang di luar dirinya. Di luar apa
yang pernah dia miliki sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu terlebih
dahulu sebelum bisa memberikan kepada orang lain. Seseorang harus memiliki
wawasan terlebih dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada orang lain.
Dengan
demikian membaca mau tidak mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang
yang berkeinginan untuk bisa menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan
selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya
karena terlalu sedikit stok informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus
menambah stok tersebut agar proses menulis menjadi lancar.
Begitu
besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang.Berikut
saya paparkan manfaat membaca bagi keterampilan menulis.
a)
Membaca memperluas wawasan
b)
Membaca membantu melihat sudut
pandang yang berbeda
c)
Membaca membantu Anda belajar teknik
menulis yang dipakai oleh orang yang lebih berpengalaman
d)
Membaca membuat ide Anda melimpah
e)
Membaca menjadikan otak dan pikiran
Anda aktif
f)
Membaca merangsang terbentuknya
informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil kapan saja
g)
Membaca membuat jalan pikiran Anda
menjadi lebih lentur
h)
Membaca memperkaya kosa kata,
pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda pakai dalam menulis
i)
Membaca membuat Anda mampu
menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah
dari sebuah persoalan
j)
Membaca membuat Anda punya bahan
yang banyak untuk menuliskannya kembali
Rajin
Membaca, Aktif Menulis
Begitu
banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan bagaimana orang yang gemar
membaca cenderung memiliki keterampilan menulis yang baik. Hanya sedikit nama
yang layak disebut sebagai penulis besar. Sebut saja Khalil Gibran, William
Shakespeare.Keduanya harus menjalani kehidupan yang kurang mengenakan terlebih
dahulu, jawabannya adalah tidak.Kita justru bersyukur jika tidak melewati fase
hidup yang begitu berat seperti dialami mereka.Bukan soal bagaimana jalan
kehidupan yang harus kita tempuh.Tapi bagaimana kita memandang dan memanfaatkan
setiap momen yang telah kita lewati untuk menjadi sebuah karya.Itulah yang
dilakoni Shakespeare dan Khalil Gibran hingga mengantarkannya menjadi penulis
terkenal.
Seorang
penulis kreatif akan sukses jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana
menginginkan hal-hal baru dan melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi
sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup.Tidak mudah menyerah,
selalu memiliki solusi alternatif dan menghasil ide-ide terobosan dalam
mengembangkan tulisannya. Tak kalah penting, kita harus berani keluar dari
kebiasaan dan tidak terkungkung dengan apa yang ada saat ini adalah salah satu
hal yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang layak
disebut sebagai tulisan kreatif.
Jenis-jenis membaca
Ditinjau
dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses
membaca dapat dibagi atas:
1. Membaca nyaring
Membaca
nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
murid ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami
informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengaran.
2. Membaca dalam hati
Membaca
dalam hati dapat menggunakan ingatan visual.Dalam hal ini, yang aktif adalah
mata (pandangan atau penglihatan) dan ingatan.
3. Membaca ekstensif
Membaca
ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif
meliputi:
4. Membaca survei
Membaca
survei adalah menyurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan
ditelaah dengan cara:
1. Memeriksa,
meneliti indeks-indeks daftar kata-kata yang terdapat dalam buku;
2. Melihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang
bersangkutan;
3. Memeriksa,
meneliti bagan, skema buku yang bersangkutan.
5. Membaca sekilas
Membaca
sekilas atau skimming adalah sejenis
membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan
bahan tulis untuk mencari serta mendapatkan informasi dan penerangan.
Ada tiga tujuan dalam
membaca sekilas, yaitu:
1.
Untuk memperoleh suatu kesan umum dari
suatu buku atau artikel;
2.
Untuk menemukan hal tertentu dari suatu
bahan bacaan;
3.
Untuk menemukan atau menempatkan bahan
yang diperlukan dalam perpustakaan.
6. Membaca dangkal
Membaca
dangkal atau superficial reading pada
dasarnya bertujuan untukmemperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran,
yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.Membaca dangkal ini biasanya
dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang
mendatangkan kebahagiaan diwaktu senggang misalnya cerita pendek, novl ringan,
dan sebagainya.
7. Membaca intensif
Membaca
intensif adalah belajar seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua
sampai empat halaman setiap hari.
Yang termasuk ke dalam
kelompok membaca intensif ini ialah:
1. Membaca
telaah isi
2. Membaca
telaah isi dapat kita bagi atas:
3. Membaca
teliti
Membaca teliti membutuhkan sejumlah
keterampilan antara lain:
1. Survei
yang cepat untuk memerhatikaan atau melihat organisasi dan pendekatan umum;
2. Membaca
secara seksama dan membaca ulang paragraph-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat
judul dan perincian-perincian penting;
3. Penemuan
hubungan setiap paragraph dengankeseluruhan tulisan atau artikel.
8.
Membaca
pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud disini
adalah sejenis membaca yang bertujuan memahami:
1. Standar-standar
atau norma-norma kesastraan;
2. Resensi
kritis;
3. Drama
tulis;
4. Pola-pola
fiksi.
9.
Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca
yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif,
serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
10.
Membaca ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan
membaca yang ingin mencari, memperoleh, dan memanfaatkan ide-ide yang terdapat
pada bacaan. Dalam hal ini, ada suatu prinsip yang harus diingat selalu, yaitu
bahwa suatu sumber yang kaya akan ide-ide merupakan dasar bagi komunikasi, dan
anak-anak (serta kita juga) cenderung berbicara dan menulis dengan baik jika
mereka penuh dengan ide-ide.
11.
Membaca telaah
bahasa
Tujuan utama membaca bahasa
adalah:
1.
Memberbesar daya kata;
2. Mengembangkan
kosa kata.
Membaca telaah bahasa
mencakup:
1.
Membaca bahasa (asing );
2. Membaca
sastra.
Aplikasi
Keterampilan Membaca dalam Proses Pembelajaran
Keterampilan membaca adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang strategis dan mutlak dikuasai oleh siswa SD setelah
mampu menyimak dan berbicara Abdul Khalik (2009:22). Hal ini sejalan dengan
mendapat Syafi’i (1994:42) bahwa kemampuan dan keterampilan baca tulis
khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa sejak SD,
karena kemampuan dan keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh
proses kegiatan belajar disekolah. Keberhasilan siswa dalam mengikuti seluruh
mata pelajaran dan untuk meningkatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan sangat
di pengaruhi oleh kemampuan membaca.
Pentingnya kemampuan dan keterampilan
membaca pada setiap orang di ungkapkan oleh Burn Roll dan ross (1996:5) dalam
Khalik 2002:22) bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan yang mutlak
dikuasai oleh masyarakat yang ingin maju (melek huruf) anak yang tidak mampu
membaca akan mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya anak yang memiliki
kemampuan membaca yang lebih baik akan lebih mampu menyesuaikan perkembangan
dalam berbagai bidang dalam kehidupan mereka.
Aplikasi membaca
pada proses pembelajaran
Ada
beberapa aplikasimembaca yang digunakandalam proses pembelajaran di antaranya :
1. Pembelajaranmembaca
di SekolahDasar
Padapembelajaranmembaca
di sekolahdasar guru biasanya melakukan tiga kegiatanya itu kegiatan prabaca,
saat membaca dan pascabaca. Pada kegiatan prabaca guru akan memberitahukan jenis
bacaan yang akan dibaca. Di samping itu dalam kegiatan prabaca guru juga menyuruh
siswa untuk melihat gambar buku terlebih dahulu kemudian membaca judulnya. Setelah
prabaca kegiatan berikutnya adalah saat membaca yang mencakup membaca nyaring dan
membaha smateri bacaan. Kegiatan pascabaca umumnya dilakukan untuk mengakhiri kegiatan
belajar-mengajar.Kegiatan pascabaca biasanya terdiri dari, menyelesaikan tugas rumah,
memberikan tugas membaca di rumah, dan menjelaskan kembali isi bacaan.
2. MembacaPuisi
Membacakan
puisi merupakan kegiatan membaca indah. Untukitu, pembaca harus memperhatikan empathal,
yaitu lafal, tekanan, intonasi, dan jeda.
3. Membaca
materi pelajaran
Misalnya tentang gaya. Di sini membaca berguna untuk
memberikan pemahaman awal materi kepada siswa.
4. Membaca
berita.
Pembaca berita yang baik adalah pembaca yang fasih,
andal, dan cermat terhadap setiap kata, frasa, klausa, kalimat yang
dibaca. Ketepatan intonasi, lafal, ucapan yang jelas sangat mempengaruhi
pembaca berita saat membacakan berita. Kesalahan pemenggalan kata dapat mempengaruhi
makna kalimat.
5. Membaca
Pidato
Membaca pidato merupakan salah satu pengaplikasian
membaca dalam proses pembelajaran, terutama Bahasa Indonesia. Pada saat
membaca naskah pidato, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
suara harus lantang dan jelas (kejelasan suara), tinggi rendahnya suara harus
jelas (intonasi) dan penandaan hal-hal yang penting dari isi pidato (penandaan
kata-kata kunci). Selain itu seorang pembaca pidato harus mempunyai rasa
percaya diri dan keberanian. Pada waktu membawakan pidato, seorang pembawa
pidato hendaknya sesekali menyapa pendengar. Dengan demikian, pendengaran
mearasa dihargai dan seakan-akan diajak bicara
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin.1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta
: PT. RINEKA CIPTA